5 Jenis Rumah Adat yang Ada di Wilayah Sumatera Selatan

5 Jenis Rumah Adat yang Ada di Wilayah Sumatera Selatan

5 Jenis Rumah Adat yang Ada di Wilayah Sumatera Selatan – Sumatra Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di bagian selatan Pulau Sumatra. Ibu kota dari provinsi ini adalah Kota Palembang. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, penduduk yang berada di slot server luar provinsi tersebut berjumlah sekitar 8.550.849 jiwa. Berdasarkan letak geografisnya, Sumatra Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi di bagian utara, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung di bagian timur, Provinsi Lampung di bagian selatan, dan Provinsi Bengkulu di bagian barat. Provinsi tersebut memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA), yaitu gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Palembang situs slot gacor yang menjadi ibu kota provinsi Sumatra Selatan di sisi lain telah dikenal sejak dahulu dikarenakan menjadi pusat dari Kedatuan Sriwijaya.

5 Jenis Rumah Adat yang Ada di Wilayah Sumatera Selatan

Rumah Rakit

Rumah rakit merupakan purwarupa rumah tradisional tertua di Sumatra Selatan. Eksistensinya diperkirakan sudah ada sejak zaman Kedatuan Sriwijaya. Rumah tersebut dibangun di atas rakit dan mengapung di sepanjang aliran Sungai Ogan, Sungai Musi, dan Sungai Komering. Rumah ini harus diikat ke sebuah serdang (penambat) agar tidak hanyut terbawa arus.

Rumah Kilapan

Rumah kilapan merupakan purwarupa rumah tradisional Sumatra Selatan yang tidak memiliki ukiran di dindingnya, tetapi cukup dilicinkan atau dihaluskan dengan menggunakan ketam dan sugu. Rumah tersebut termasuk sebagai rumah panggung dengan tinggi sekitar 1,5 meter.Namun, tiang-tiang yang digunakan sebagai penyangga rumah tidak ditanam ke dalam tanah seperti halnya rumah limas.Tiang-tiang itu hanya didirikan di atas tanah dan diperkuat dengan baru-baru. Tiang seperti ini disebut dengan tiang duduk.Susunan ruang dari rumah kilapan sama seperti rumah tatahan. Ruangannya slot gacor gampang menang terdiri atas ruang depan, ruang sengkar atas, dan ruang bawah.

Rumah Ulu

Rumah ulu merupakan purwarupa rumah tradisional Sumatra Selatan yang berasal dari dataran tinggi Besemah di sebelah barat dan menyebar hingga ke arah timur dataran rendah permukiman sepanjang Sungai Ogan. Rumah ini berbentuk panggung dengan atap curam dan dinding kotak. Rumah tersebut umumnya digunakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hulu Sungai Musi.

Secara etimologis, ulu berasal dari kata “uluan” yang memiliki pengertian perdesaan. Uluan juga dipakai sebagai penyebutan bagi masyarakat yang tinggal di permukiman bagian hulu Sungai Musi. Secara umum, rumah ini memiliki bentuk dasar denah segi empat yang terdiri atas garang di bagian paling depan.

Rumah Cara Gudang

Berdasarkan asal-usul sejarahnya, rumah tradisional masyarakat Palembang yang pertama kali adalah rumah rakit. Hal tersebut dikarenakan wilayah Palembang sejak dahulu merupakan daerah periairan dan rawa-rawa.Palembang mempunyai banyak sungai yang induknya berada di Sungai Musi. Sungai itu dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai jalur transportasi antarsesama penduduk.

Saat itu, masyarakat Palembang yang tinggal di rumah rakit merupakan seorang penguasa atau orang yang dihormati. Para penguasa itu mendirikan rumah di daerah daratan dan di tepian sungai. Bentuk rumah yang dibangun oleh para penguasa tersebut adalah berbentuk atap limas dan lantai rumahnya mempunyai perbedaan kekijing atau ketinggian lantai.

Rumah Limas

Rumah limas merupakan purwarupa rumah tradisional Sumatra Selatan yang ditandai dengan atapnya berbentuk limas. Nama lain dari rumah ini adalah rumah bari. Rumah tersebut di Malaysia banyak dijumpai di wilayah Selangor, Johor, dan Terengganu.Rumah itu mempunyai lantai bertingkat yang sering disebut dengan bengkilas. Rumah ini hanya dipakai untuk kepentingan keluarga saja, misalnya hajatan. Para tamu akan diterima di bagian teras atau lantai kedua.Konstruksi rumah limas adalah berbentuk panggung, sedangkan bermacam-macam ragam hiasnya memperlihatkan identitas adat masyarakat setempat.

Mayoritas rumah limas memiliki luas mencapai 400–1.000 meter2, yang dibangun di atas tiang-tiang kayu unglen atau ulin yang kuat dan tahan air. Sementara itu, konstruksi pintu, dinding, dan lantainya umumnya menggunakan kayu tembesu, sedangkan rangkanya menggunakan kayu seru.